REVIEW JURNAL
Review jurnal
international
Judul
|
|
Jurnal
|
Jurnal
Internasional
|
Volume dan Halaman
|
VOL
196:3, 7 halaman
|
Tahun
|
2008
|
Penulis
|
Tim
Nikolaus Kleindienst∗
|
Reviewer
|
Titannia
Abdini
|
Tanggal
|
4
September 2019
|
Abstrak
|
Jurnal yang berjudul “Motives
for Nonsuicidal Self-Injury Among Women With Borderline Personality Disorder”ini berisi tentang individu yang
memiliki borderline personality disorder atau gangguan mental yang melakukan
self injury/self harm atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan melukai diri
sendiri. Self Injury yang dilakukan digunakan sebagai bentuk pelarian atau strategi disfungsional untuk mengatur emosi yang ada
pada dirinya.
Dalam jurnal ini menggunakan bahasa internasional atau bahasa inggris,
sehingga reviewer harus menerjemahkan terlebih dahulu. Isi dalam abstrak ini
kurang lebih telah menjelaskan pembahasan yang ada dalam jurnal, dan juga
menjelaskan tujuan dari penelitian itu sendiri.
|
Latar belakang
|
Penulis menemukan sebuah penelitian bahwa individu yang mengalami
gangguan bipolar melampiaskan emosinya dengan cara melakukan self
injury, hal itu dilatar belakangi
pasien ingin mendapatkan penanganan yang cepat dari emosi negatif dan
ketegangan batin yang kuat.
Lebih lanjut, dalam survei komperhensif
tentang alasan individu melakukan self injury pada individu yang
mengalami borderline disorder adalah menghukum dirinya sendiri. Namun belum
ada kesimpulan apakan ada motif/alasan lain yang saling terkait antara pelaku
self injury dengan individu yang mengalami borderline diosorder misalnya
antidisosiasi, peningkatan suasan hati.
|
Tujuan
|
Tujuan utama dari penilitian adalah untuk menyelidik 4 aspek spesifik
pelaku pelaku self injury untuk memperluas pengetahuan fenomena klinis.
Pertama, memperjelas spektrum fungsional self injury pada individu yang
mengalami borderline disorder.
Kedua, memeriksa apakah self injury terkait dengan banyak motif atau apakah ada beberapa subkelompok pasien
yang terlibat dalam self injury untuk alasan yang berbeda.
Ketiga, mengkarakterkan keadaan individu sebelum melakukan self injury.
Keempat, mengetahui emosi dengan membandingkan keadaan sebelum dan
sesudah melakukan self injury.
|
Metode
|
Jurnal penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan menggunakan kuesioner penilaian diri terstruktur pada pelaku
self injury diberikan kepada 101 pasien borderline disorder-wanita yang
menunjukkan perilaku self injury
|
Hasil
|
1. Karakteristik pasien
88% pelaku self injury memiliki
riwayat pengobatan borderline disorder
2. Metode dan frekuensi
self injury
Kurang lebih 91% pelaku self injury
menggunakan lebih dari 1 metode atau cara self injury. Dan yang paling
dominan adalah metode Cutting atau pemotongan.
Sebanyak 33% pelaku self injury
melakukannya 1-2 kali dalam seminggu dan itu merupakan frekuensi persen
tertinggi.
3. Harapan utama terkait
self injury
Angka tertinggi 51%, pelaku self
injury melakukannya untuk meredakan ketegangan yang dialaminya.
|
Kesimpulan
|
Self injury dilatar belakangi oleh banyak motif, yang paling sering
adalah untuk meringankan ketegangan emosi yang dihadapi. Keadaan pasien
sebelum self injury adalah adanya ketegangan permusuhan yang kuat atau
banyaknya perasaan negatif dan distrosi (seperti rasa bersalah, kesepian,
dsb). Dan keadaan setelah self injury ialah terkait dengan kelegaan,
relaksasi, menurunnya perasaan bersalah, dsb. Tapi tidak semua pasien
mengalami perasan positif setelah self injury.
|
Kelebihan dan kekurangan
|
Kelebihan
1. Dalam jurnal ini pada
bagian abstrak telah jelas membahas isi dari jurnal
2. Data yang diperoleh
lengkap dan jelas
3. Banyak perbandingan
dari penelitian sebelumnya sehingga banyak referensi yang didapat.
Kekurangan
1. Penulis tikda
mencantumkan kesimpulan akhir jurnal sehingga reviewer harus membaca lebih
telititi dan menyimpulkan sendiri
2. Variabel “perempuan”
tidak terlalu banyak muncul, padahal sebenarnya reviewer ingin melihat dari
variabel tersebut.
|
Dalam PPDGJ Self Injury dapat merupakan Gangguan Bipolar,
atau tipe ambang. Bisa saja terjadi karena kecemasan, kecewa, emosi tidak
stabil dan lain sebagainya, hal ini sama halnya dengan penelitian pada jurnal
diatas bahwa 88% pelaku self injury mengalami Borderline Personality Disorder
(BDP), dan juga latar belakang paling banyak pelaku self injury adalah untuk
meredakan ketegangan emosi yang kuat, dalam aksis II PPDGJ hal ini
dikategorikan dalam Gannguan Kepribadian Emosi Tak Stabil.
Komentar
Posting Komentar